BUKU BARU

Kenduri itu memang semarak, tapi keluarga mempelai laki-laki nyaris meninggalkan helat lantaran aneka juadah yang tersuguh ternyata bukan masakan Makaji, Juru Masak handal Lareh Panjang itu. Gulai Kambing terasa hambar karena racikan bumbu tidak meresap ke dalam daging. Kuah Gulai Rebung encer karena keliru menakar jumlah kelapa parut, lebih banyak air ketimbang santan. Maka, berseraklah gunjing dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah. Bukan karena kenduri kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya pasangan mempelai tak sedap dipandang mata, tapi karena macam-macam menu yang tersaji tak menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah, tapi helat tiada membuat kenyang.
Makaji tak mungkin menjadi Juru Masak di kenduri pernikahan Renggogeni dengan lelaki lain. Ngeri ia membayangkan betapa terpiuh-piuhnya perasaan Azrial, anak laki-lakinya, yang mencintai Renggogeni, lebih dari mencintai dirinya sendiri. Tapi Mangkudun (ayah Renggogeni) bulat-bulat menolak pinangan itu; jatuh martabat keluarga kita bila anak Juru Masak itu jadi suamimu…
Kampung di luar kota bisa tampak eksotik, apalagi jika jarak yang terbentuk bukan hanya ruang, melainkan juga waktu. Dalam sebagian besar cerita Damhuri, kampung terungkapkan dalam bahasanya sendiri, yakni bahasa yang mengungkap perbendaharaan kampung, tanpa harus berarti usang, karena baik persoalan, maupun sudut pandang dan pendekatannya, sepenuhnya berpijak pada masa kini. Bagai menjawab suatu nostalgia, sekaligus mengingatkan agar tak terlena.
Seno Gumira Ajidarma, novelis
Judul : Juru Masak
Penulis : Damhuri Muhammad
Penerbit: KOEKOESAN
Cetakan : I, September 2008
Tebal : 170 halaman
ISBN : 978-979-1442-23-7
Comments
selamat sudah "melahirkan" lagi.
Btw, boleh minta dikirimin bukunya?ntar saya resensi.
trims
Terimakasih udah berkunjung.
Ok, nanti saya kirimin bukunya.
Boleh tau alamatnya?
WISMA TAPE
SAPEN GK 1/432 YOGYAKARTA 55221
Trims.
Emang belum ada. Distribusinya abis lebaran aja. Tanggung.He3