Ajal Buku Tabungan




https://www.instagram.com/p/CB5zRUjKVmx/
IG: @las.tres.venus

"Mujur nasibmu sebagai Buku Teori. Dipuji dan dibahas tak henti-henti!" kata Buku Tabungan. Buku Teori tersanjung, sambil mematut-matut tubuhnya yang tampak makin seksi. "Aku turut prihatin. Kau diabaikan, bukan karena tak menarik, tapi karena kini dirimu, paling sulit dipahami," kata Buku Cerita. Buku Tabungan sudah mereparasi dirinya. Sudah berkali-kali pula mesin printer membantunya. Mencetak ulang dan mencetak ulang isinya dengan tinta terang, tapi hasilnya begitu-begitu saja. Tak ada yang berubah. Buku Tabungan tetap saja tak menyulut gairah baca. Padahal, sesekali ia ingin pula tampil di zoom meeting atau webinar. Terpajang di layar dan dilihat banyak orang, seperti Buku Teori dan Buku Cerita. "Jangan mimpi kamu! Zoom meeting dan webinar hanya untuk buku yang pengarangnya jelas. Pengarang dirimu siapa?" tanya Buku Panduan Cara Berbisnis Online. Sinis. Buku Tabungan tahu diri. Tak layak tampil di hadapan khalayak. Pengarangnya anonim. Tak punya titel, apalagi biodata. Alih-alih nama asli, sekadar nama pena pun tak tertera di sampulnya. Ia seperti yatim-piatu. Supaya tak terlalu lama didesak keinginan yang mustahil, saat terakhir kali ia mereparasi dirinya, mesin printer mencetak teks pendek di halaman terakhirnya; Saldo minus. Rekening ditutup..

Damhuri Muhammad

Comments

Popular Posts