KUTEK MERAH









Lanskap Langit Merah, karya Aidil Usman
Acrylic on Paper. A3. 2020



"Kenapa langit itu merah, Ibu?" tanya gadis kecil sambil menengadah dalam heran. "Warga langit sedang membuat kutek. Baru diangkat dari tungku. Belum dikemas ke botol-botol mungil. Merahnya menutupi biru langit." Si gadis kecil mematut-matut jari tangannya. "Aku ingin punya kutek semerah langit itu!" gumamnya, riang. "Tentu. Jari lentikmu akan tampak seperti kedap-kedip lampu di malam hari. Jari berkutek merah yang menempel di kulit putih, bagai emas menimpa loyang." Kelak, seorang lelaki tergila-gila padanya. Menyanjungnya tak sudah-sudah. "Kaulah pemilik jari berkutek paling juara yang pernah ada!" Hari-harinya bergelimang puji, hingga lelakinya menemukan pemilik jari berkutek yang lebih menggoda. Seperti warna kutek yang kian pudar, demikian pula kebahagiaannya padam perlahan-lahan. "Kenapa langit di atas rumah kita tampak merah, Mami?" tanya Sabrina, buah hatinya bersama suami yang sudah pergi. "Warga langit sedang menumpahkan kutek yang baru matang. Kutek yang mereka bikin telah menyulut prahara di bumi. Merahnya menutupi biru langit siang," balasnya. "Aku ingin punya kutek semerah itu, Mami!" kata Sabrina. "Wudhu tidak sah bila kuku berkutek, Nak!"



Damhuri Muhammad

Comments

Popular Posts